Meski akhirnya terhenti pada babak kedua, namun Komang bersyukur dengan kesempatan yang dia dapat untuk melawan pebulu tangkis yang lebih berpengalaman.
"Meski hasilnya kalah di babak kedua, saya tetap bersyukur karena bisa tampil untuk pertama kali di turnamen level Super 500. Saya di sini bisa bertemu dan melawan pemain yang lebih senior, dan punya pengalaman lebih banyak," ungkap Komang melalui pesan resmi PP PBSI di Jakarta.
Atlet nasional asal Buleleng, Bali, itu menjadi satu-satunya wakil tunggal putri Indonesia yang bertahan hingga babak 16 besar di Sydney. Sayangnya langkah Komang buntu setelah dihadang unggulan ke-8 Aya Ohori.
Komang mencatatkan skor 12-21, 10-21 dari pebulu tangkis asal Jepang tersebut.
Komang belajar banyak dari hasil pertandingan hari ini, hingga akhirnya mengetahui aspek mana saja yang menjadi kelemahannya dan harus diperbaiki.
"Saya jadi tahu di sisi mana yang harus dibenahi, yang pasti masih banyak kekurangannya. Saya juga paham di mana kurangnya yang harus diperbaiki. Saya harus tetap berlatih lebih keras lagi agar bisa lebih siap lagi menghadapi kejuaraan selanjutnya," pungkas atlet berusia 20 tahun itu.
Komang menjadi salah satu dari tiga tunggal putri Indonesia yang diturunkan Pelatnas PBSI Cipayung di Australian Open 2023. Sayangnya Putri Kusuma Wardani dan Ester Nurumi Tri Wardoyo langsung terhenti pada babak pertama, Rabu.
Ester tampil tak berkutik di hadapan Supanida Katethong dari Thailand, dengan mencatatkan skor akhir 7-21, 11-21. Sedangkan Putri juga menderita kekalahan dua gim langsung 21-23, 13-21 dari pebulu tangkis Korea Selatan Sim Yu Jin.
Baca juga: Fajar/Rian lalui 16 besar berkat kualitas permainan yang lebih baik
Baca juga: Ginting tetap tenang meski kehilangan poin beruntun pada 16 besar
Baca juga: Pramudya/Yeremia menangi "perang saudara" atas Leo/Daniel
Baca juga: Komang harapan terakhir tunggal putri tuan rumah di Indonesia Masters
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023